Investasi pada instrumen efek (saham, reksa dana, obligasi, dan lainnya), dimudahkan dengan mengemas aset-aset tersebut dalam suatu produk reksa dana, masing-masing jenis reksa dana memiliki underlying assets didalamnya, biasanya tercermin di dalam prospectus yang dikeluarkan oleh produk tersebut.
Dari jenis-jenis reksa dana yang ada saat ini, manajer investasi membuat banyak produk reksa dana yang bisa kita pilih dan beli sesuai dengan selera risiko dan juga strategi.
Investasi sesuai dengan waktu dan tujuan keuangan
Aset-aset yang ada di dalam produk reksa dana macam-macam, dan aset tersebut tidak selalu memiliki risiko dan juga tujuan yang sama, misalkan kelas aset obligasi tidak sama risiko yang sama dengan kelas aset saham yang ada di produk reksa dana saham.
Jenis reksa dana yang banyak dikenal masyarakat sebagaimana kita tau ada 4 jenis, meski masih ada lagi yang lain, kita mulai dengan reksa dana konvensional di pasaran, terbagi dalam 4 jenis reksa dana, pasar uang, obligasi, saham dan campuran.
Dari masing-masing produk ini bisa dibilang mewakili dari jangka waktu yang dimiliki oleh investor, meski tidak menjadi aturan wajib, lebih ke risiko yang bisa, mampu, dihadapi oleh investor.
Dengan investasi pasif dan aktif
Manajer investasi memiliki 2 pendekatan terhadap cara atau strategi investasi, investasi aktif dan pasif.
Investasi pasif, yang sederhananya investasi tersebut mengikuti indeks acuan, seperti IDX30 atau indeks lainnya yang ada, jika indeks acuan naik, maka biasanya ikut naik, jika turun maka turun dan ada orang dibaliknya yang mengurusi hal-hal seperti rebalancing konstituen yang ada didalam portofolio.
Sedangkan untuk investasi aktif, manajer investasi akan selalu aktif “memelihara” portofolio yang dimiliki didalam produk resak dana-nya, memasukkan, mengeluarkan konstituen yang ada didalam portofolio yang dipandang kinerjanya buruk, diganti dengan yang menjanjikan, setidaknya itu tujuannya.
Manajer investasi akan berusaha mencoba untuk memberikan imbal hasil yang bagus bagi investor yang menanam uangnya di dalam instrumen produk investasi tersebut, meski ini bukan jaminan akan terus bisa untung.
Tujuan investasi tentunya sederhana, hendak mengembangkan uang yang kita investasikan, dengan ekspektasi, mudah-mudahan dimasa depan dengan dana yang berkembang, kita masih bisa memiliki dana untuk kita gunakan dikala mungkin masa produktif kita menurun seiring umur.
Memindahkan keputusan-keputusan dan aktivitas investasi ke pihak lain
Dengan menggunakan sumber yang dimiliki oleh manajer investasi, yang mana aset yang ada dalam instrumen investasi portofolio diatur dan diawasi oleh pihak lain, hal ini manajer investasi, bisa lebih membebaskan pikiran kita, tidak perlu pusing dengan suasana pasar, ekonomi, dan juga keputusan seperti jual dan beli saham.
Untuk beberapa orang memberikan orang lain kontrol atas dana kita terkadang berat, karena kita seperti tidak memiliki kekuatan dan kontrol atas dana yang kita investasikan, untuk beberapa orang ini bisa saja mengatur portofolionya sendiri, misalkan instrumen saham, berarti harus siap dengan segala macam risiko yang terkait dengan saham.
Fee, biaya admin, biaya manajer investasi
Memiliki orang lain yang mengatur aset kita tentunya tidak gratis, ada fee, biaya admin yang datang dengan itu, besarannya bisa berbeda tiap produk, biasanya ini tercantum dalam prospectus produk, dan komponen fee inilah yang bisa kita kontrol, produk apa dan berapa fee yang kita rela berikan tanpa mengorbankan banyak imbal hasil.
Mencari fee terendah dan memiliki kinerja yang spektakuler yang menghasilkan imbal hasil yang tinggi adalah hal yang tidak mudah, dan saya sendiri meragukan apakah ada produk semacam itu? karena meski adapun, untuk bisa konsisten menghasilkan imbal hasil yang tinggi hal yang sulit (kalo ada yang tau boleh kasih tau ya..!).
Semuanya kembali ke masing-masing investor, dan zaman sekarang investasi memang mudah, banyak produk yang ada di ujung jari dan tentunya memiliki dana, tetapi untuk investor bisa konsisten dalam melakukan investasi (dan imbal hasilnya) merupakan hal lain.
Kemudahan diversifikasi aset
Dengan memanfaatkan produk investasi dari reksa dana, kita bisa memiliki aset yang terdiversifikasi, untuk reksa dana saham misalkan, manajer investasi akan membeli banyak saham yang berbeda dari sektor yang berbeda-beda, hal ini terkait dengan risiko yang bisa muncul jika manajer investasi hanya berfokus pada satu sektor.